Ribuan Calon Dokter Spesialis di Indonesia Mengalami Gejala Depresi
Sebuah skrining kesehatan jiwa yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) telah mengungkapkan angka yang mengkhawatirkan: ribuan calon dokter spesialis atau peserta program pendidikan dokter spesialis (PPDS) di Indonesia mengalami gejala depresi.
Dilakukan terhadap 12.121 PPDS dari berbagai bidang studi, skrining ini menghasilkan data yang mengguncangkan. Sekitar 22,4 persen atau 2.716 mahasiswa PPDS terdeteksi mengalami gejala depresi. Dari jumlah tersebut, ada 1.977 peserta yang mengalami depresi ringan, 486 dengan depresi sedang, 178 dengan depresi sedang-berat, dan 75 dengan depresi berat.
Pelaksanaan skrining ini dilakukan di 28 rumah sakit vertikal Kemenkes pada tanggal 21, 22, dan 24 Maret. Hasilnya, menyoroti bahwa pemikiran lebih baik mati atau ingin melukai diri sendiri semakin sering dirasakan pada peserta PPDS yang memiliki gejala depresi yang lebih berat. Bahkan, dalam dua minggu terakhir, sekitar 3,3 persen mahasiswa PPDS ini merasa lebih baik mati atau ingin melukai diri sendiri.
Menyikapi temuan ini, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, mengungkapkan bahwa skrining ini dilakukan sebagai respons terhadap aduan mengenai praktik perundungan di rumah sakit vertikal. Kemenkes berusaha untuk melihat apakah perundungan juga mempengaruhi kesehatan mental para calon dokter spesialis.
Nadia menegaskan bahwa skrining ini merupakan upaya deteksi dini kesehatan mental peserta PPDS yang sedang menempuh studi di rumah sakit. Langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi penyebab dari munculnya depresi pada peserta PPDS dan melakukan perbaikan pada sistem pendidikan PPDS ke depan.
Temuan ini menjadi sorotan serius, menuntut perhatian semua pihak terkait untuk melakukan upaya preventif dan intervensi yang tepat guna mendukung kesejahteraan mental para calon dokter spesialis di Indonesia.
Posting Komentar untuk "Ribuan Calon Dokter Spesialis di Indonesia Mengalami Gejala Depresi"