Kontroversi Usulan Bansos untuk Korban Judi Online
Boostrindo News - Usulan pemberian bantuan sosial (bansos) kepada korban judi online tengah menuai kontroversi di kalangan masyarakat dan pejabat pemerintah. Sejumlah pihak menilai langkah ini sebagai bentuk dukungan terhadap aktivitas ilegal, sementara yang lain melihatnya sebagai upaya membantu mereka yang terdampak secara ekonomi dan psikologis akibat perjudian daring.
Menteri Sosial, Tri Rismaharini, menegaskan bahwa bansos tersebut bukan berarti melegitimasi judi online, tetapi lebih kepada pendekatan humanis untuk membantu masyarakat yang terperosok dalam lingkaran utang dan kehilangan mata pencaharian akibat kecanduan judi daring. Risma juga menambahkan bahwa program bansos ini akan disertai dengan program rehabilitasi untuk membantu korban pulih dari kecanduan mereka.
Di sisi lain, beberapa anggota DPR dan aktivis sosial mengkritik usulan ini. Mereka berpendapat bahwa pemberian bansos kepada korban judi online bisa disalahartikan sebagai toleransi terhadap aktivitas ilegal. Kritikus juga mengkhawatirkan potensi penyalahgunaan dana bansos, mengingat pengawasan dan distribusi bansos yang selama ini sering menemui kendala.
Meskipun demikian, Risma tetap bersikukuh bahwa pendekatan ini diperlukan untuk menanggulangi dampak sosial dan ekonomi yang diakibatkan oleh judi online. "Ini adalah langkah darurat untuk menyelamatkan keluarga dan anak-anak yang menjadi korban tidak langsung dari kecanduan judi," tegasnya dalam sebuah konferensi pers.
Polemik ini menunjukkan betapa kompleksnya menangani masalah judi online yang semakin marak di Indonesia, membutuhkan keseimbangan antara tindakan penegakan hukum dan pendekatan sosial yang manusiawi
Posting Komentar untuk "Kontroversi Usulan Bansos untuk Korban Judi Online"