Upacara Adat Nyangku di Panjalu 2024: Tradisi Sakral Pembersihan Pusaka
upacara adat nyangku di panjalu |
Menjaga Warisan Leluhur
Setiap tahun, upacara adat Nyangku di Panjalu menjadi momen sakral untuk membersihkan pusaka leluhur yang diwariskan dari Kerajaan Panjalu. Pada tahun 2024, upacara ini akan berlangsung pada 23 dan 26 September, bertepatan dengan Senin dan Kamis terakhir bulan Maulud. Tradisi ini sudah berlangsung selama berabad-abad, bertujuan untuk menghormati dan merawat benda-benda peninggalan sejarah sebagai simbol identitas dan penghormatan kepada leluhur yang menyebarkan agama Islam di wilayah ini.
Menurut pakar sejarah budaya Sunda, Dr. Mulyadi Supardan, "Nyangku bukan hanya sekadar upacara, melainkan representasi hubungan spiritual antara generasi sekarang dengan leluhur. Tradisi ini menjaga kesinambungan budaya dan spiritualitas di Panjalu."
Makna di Balik Upacara Nyangku
Kata "nyangku" berasal dari bahasa Arab “yanko”, yang berarti membersihkan, namun dalam lidah masyarakat Sunda menjadi “nyangku”. Upacara ini mengajak seluruh masyarakat Panjalu untuk menyaksikan pembersihan benda pusaka dari Kerajaan Panjalu yang tersimpan di Museum Bumi Alit. Beberapa pusaka yang dibersihkan antara lain pedang Zulfikar, yang dipercaya merupakan peninggalan Sayidina Ali bin Abi Thalib, serta senjata-senjata tradisional seperti keris komando dan kujang Panjalu.
Ritual Pembersihan dan Simbolisme
Rangkaian Nyangku dimulai dengan pengambilan air suci, yang dikenal sebagai Cai Karomah Tirta Kahuripan, dari sembilan sumber mata air yang sakral di sekitar Situ Lengkong dan Gunung Sawal. Air ini digunakan untuk mencuci benda-benda pusaka dengan tambahan jeruk nipis, simbol penyucian dan pembersihan. Setelah itu, benda pusaka diarak menuju Nusa Gede, pulau kecil di tengah Situ Panjalu, sebelum disimpan kembali dengan upacara khusus.
Menurut Dr. Asep Kamaludin, ahli antropologi budaya dari Universitas Padjadjaran, "Air Tirta Kahuripan memiliki makna spiritual yang mendalam dalam masyarakat Panjalu. Penggunaan air dari sembilan sumber ini merepresentasikan kekuatan alam dan karunia Tuhan yang menyatu dalam kehidupan masyarakat setempat."
Puncak Rangkaian: Menghormati Leluhur
Puncak dari upacara Nyangku adalah proses Jamas, yaitu pembersihan simbolis dari tiga pusaka utama: pedang Zulfikar, kujang Panjalu, dan keris Stok Komando. Upacara ini diiringi dengan alunan Sholawat dan lantunan musik tradisional Gembyung, menciptakan suasana sakral yang memadukan unsur agama dan budaya lokal.
Setelah pembersihan, benda-benda tersebut akan disimpan kembali di Pasucian Bumi Alit, tempat penyimpanan benda pusaka Kerajaan Panjalu. Upacara ini menjadi momen penting bagi masyarakat Panjalu untuk berkumpul dan menghormati para leluhur, sekaligus menjaga keaslian dan kekayaan budaya mereka.
Pelestarian Tradisi
Upacara Nyangku merupakan salah satu bentuk pelestarian tradisi yang masih terus dipertahankan oleh masyarakat Panjalu. Tidak hanya sebagai warisan budaya, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah dan leluhur yang telah membawa perubahan penting dalam penyebaran agama dan pengaruh Islam di tanah Sunda.
Selain menjadi ajang spiritual, Nyangku juga menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun internasional. Kadis Pariwisata Kabupaten Ciamis, Ibu Rika Sutrisna, mengungkapkan, "Nyangku telah menjadi agenda tahunan yang menarik perhatian wisatawan karena keunikan dan nilai sejarahnya. Kami berkomitmen untuk terus mendukung acara ini sebagai salah satu bagian dari promosi wisata budaya di Ciamis."
Kesimpulan
Upacara Nyangku di Panjalu bukan hanya sekadar tradisi tahunan, melainkan warisan budaya yang memadukan nilai-nilai religius, spiritualitas, dan penghormatan terhadap leluhur. Pembersihan benda pusaka dengan air suci Tirta Kahuripan bukan hanya ritual fisik, tetapi juga simbol penghormatan terhadap sejarah panjang Panjalu. Nyangku terus menjadi jembatan antara generasi masa kini dengan warisan masa lalu, menjaga identitas dan keutuhan budaya lokal.
Sebagai salah satu upacara adat paling berpengaruh di Ciamis, Nyangku 2024 akan menjadi momen istimewa yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat dan wisatawan, mengingat makna yang terkandung di dalamnya serta nilai sejarah yang tak ternilai.
Posting Komentar untuk "Upacara Adat Nyangku di Panjalu 2024: Tradisi Sakral Pembersihan Pusaka"